Tari Tanggai sebagai Tari Tradisional Palembang, Sumatera Selatan
Elly Anggraini Soewondo (76) Maestro Tari dari Palembang, Sumatera Selatan, pencipta Tari Tanggai tahun 1965, yang akrab dengan sapaan Bunda Elly Rudy adalah praktisi sekaligus generasi awal yang mempelajari tari Gending Sriwijaya. Tari Gending Sriwijaya adalah tari sambut dari Palembang, Sumatera Selatan, tarian ini diciptakan atas inisiasi pemerintah Jepang pada era pendudukannya tahun 1942.
Setelah pelarangan Tari Gending Sriwijaya pada tahun 1965 karena alasan politik, maka atas inisiasi dari dua budayawan Palembang, almarhum Raden Husin Natodirajo dan Mgs Nungcik Asaari, Bunda Elly Rudy menciptakan Tari Tanggai sebagai tari alternatif pengganti Tari Gending Sriwijaya, hal ini sudah diperkuat oleh budayawan Palembang almarhum R. Johan Hanafiah. Almarhum Sartono M. Sn. juga menulis dalam bukunya Seputar Tari Tanggai (2007) bahwa tari yang berjudul tari Tanggai memang diciptakan oleh Bunda Elly Rudy pada tahun 1965.
Tari Tanggai dikatakan tari tradisional karena memiliki perjalanan sejarah yang cukup lama, sudah ditampilkan selama hampir 60 tahun. Tari tradisional adalah tari yang tercipta dalam masyarakat diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi cirinya adalah gerak yang sederhana dilakukan berulang-ulang dalam artian tidak banyak variasi geraknya dan mudah ditirukan. Tari Tanggai yang berasal dari Palembang ini ditarikan oleh penari perempuan yang berjumlah ganjil yaitu mulai dari 1,3,5,7 penari. Jumlah penari ganjil menjadi kebakuan dalam kebutuhan jumlah penari dikarenakan pencipta tari, yaitu Bunda Elly Rudy (76) Maestro Tari dari Palembang, Sumatera Selatan tahun 1965, mempedomani tradisi Rasan Tuo, yang mana salah seorang penari menjadi primadona (Hera, 2020).
Hingga saat ini Bunda Elly Rudy masih aktif dan terus melakukan upaya pelestarian tari tradisional Sumatera Selatan, khususnya Tari Gending Sriwijaya dan Tari Tanggai kepada generasi muda penerus di Palembang.
Comments
Post a Comment