Tari Tanggai dan Tari yang memakai Tanggai

Menurut penuturan budayawan Palembang almarhum Raden Husin Natodirajo kepada Bunda Elly Rudy (76) Maestro Tari asal Palembang, Sumatera Selatan, pencipta Tari Tanggal tahun 1965, bahwa penari yang menari dengan memakai Tanggai diseluruh dunia cuma ada di dua tempat, yakni di Sumbagsel dan Thailand. Hal ini dikarenakan pertalian dari Thailand dan Kerajaan Sriwijaya pada dahulu kala sebagai penganut agama Budha. Untuk Sumatera Selatan, tari yang memakai tanggai dan membawa tepak fungsinya sebagai tari sambut sudah ada sejak tahun 1930. 

            (sumber foto: Tropen Museum) 

Berkembangnya hanya di daerah-daerah Sumatera Bagian Selatan, yang diambil dari adat kolonial pada zaman pemerintahan belanda. setiap pejabat Belanda datang disambut dengan tarian yang memakai tanggai. Disetiap daerah ada tari yang memakai tanggai yang ditampilkan oleh anak-anak gadis dari kalangan pejabat pada saat itu, seperti Pengiran, Persirah dan Depati, Demang sementara untuk Kota Palembang sendiri disebut Keresidenan. Para gadis pada masa itu harus bisa menarikan tarik yang memakai Tanggai bila sudah siap untuk dilamar. 
Tanggai itu sendiri adalah hiasan pada jari-jari yang berfungsi juga sebagai alat bela diri untuk sipenari yang bisa berubah seperti kuku Macan pada zaman dahulu ujung nya ada racun sebagai perisai penari bila ada yang jahil, kenapa dipakai dijari, filosofinya merupakan ungkapan kasih sayang orang tua kepada anak, karena jari bisa membelai dan juga agar jari terlihat lentik bila menari dan terlihat lebih indah.

Comments

Popular posts from this blog

Maestro Tari Bunda Elly Rudy (76) Legenda Tari Indonesia asal Palembang, Sumatera Selatan, pencipta Tari Tanggai tahun 1965

Tidak Ada Penamaan Tari Tanggai Sebelum Tahun 1965

MAESTRO TARI SUMATERA SELATAN